twitter
    Find out what I'm doing, Follow Me :)

Friday, August 28, 2009

The Truth


Kebenaran tidak ditemukan dalam rumusan, atau dalam jumlah, tidak ditemukan dalam nama atau didalam simbol, dalam teori-teori atau dalam kata-kata, dalam slogan-slogan, dalam plakat-plakat, dalam ketentuan-ketentuan atau tanda kehormatan. Tidak juga ditemukan dalam statistik, dalam logika atau dalam abstraksi. Kebenaran dapat berubah. Itu dapat menjadi relatif. Itu konkret, tetapi tidak dapat diukur. Kebenaran adalah sesuatu yang sesungguhnya kaulakukan. Paling baik dinyatakan dalam diam, dan menuntut pencapaian semangat manusiawi yang tinggi, pikiran terbuka dan hati yang tidak kenal takut. Kebenaran yang membebaskan kita hampir selalu kebenaran yang tidak mau kita dengar. Maka bila kita berkata sesuatu tidak benar, apa yang terlalu sering kita maksudkan adalah "Saya tidak senang dengan itu". Kejelasan tidak berkurang karena sikap sopan santun dan bentuk-bentuk ekspresi kultural. Kadang-kadang disembunyikan oleh keadaan yang sebenarnya dan kadang-kadang dinyatakan oleh kebohongan, tetapi selalu ada resiko. Orang yang tahu, tidak mengatakan. Orang yang mengatakan, tidak tahu. Oleh karena itu orang yang bijaksana diam, orang yang pandai berbicara, orang yang bodoh membantah. (Anthony de Mello SJ)
Kebenaran adalah laksana bintang-bintang, ia tidak tampak kecuali terlihat dari remang-remang malam. Kebenaran adalah laksana segala sesuatu yang indah di dunia, ia tidak menampakkan sifat-sifat indahnya kecuali kepada mereka yang pertama-tama merasakan pengaruh dari kepalsuan. Kebenaran adalah kebaikan yang mendalam yang mengajari kita agar kita bisa merasakan kebahagiaan dalam kehidupan sehari-hari dan agar kita bisa berbagi kebahagiaan yang sama dengan orang lain. Mereka yang mencari kebenaran dan menyatakan kebenaran itu kepada umat manusia menjadi siap untuk menderita. Kebenaran memanggil-manggil kita, didorong oleh gelak tawa murni seorang bocah, atau kecupan seorang kekasih yang dicintai, tetapi kita menutup pintu-pintu kasih sayang pada wajahnya dan kita berhubungan dengan dia bagai berhubungan dengan seorang musuh. (Kahlil Gibran)
Mengasihi tetangga, walaupun agamanya lain. Mengasihi tetangga, walaupun ia memilih parpol yang lain. Mengasihinya, karena ia patut dikasihi. Inilah Kebenaran. Kebenaran tidak pernah memecah belah. Kebenaran selalu mempersatukan. (Anand Krishna)
Kebenaran memang terkadang menyakitkan, tetapi tidak bisa dijadikan alasan untuk mengambil nyawa apapun dengan alasan apapun. (Ricky)

Thursday, August 13, 2009

Garuda


Terbang tinggi ke angkasa
Kepakan sayapmu anggun dan gagah
Melintasi nusantara, Indonesia
Dibawah lindungan sayapnya, nusantara dijaga dan dilindungi
Dari segala kejahatan dan terror yang berusaha menjatuhkan nusantara
Garudaku, garuda yang sakti
Tak’kan patah sayapnya karena teroris
Tak kurang tajam cakarnya mencengkeram segala penjajahan
Tak kurang tajam matanya melihat segala ketidakadilan
Tak kurang kuat dadanya, karena ada Pancasila
Indonesia pasti selalu jaya
Maju di peradaban dunia
Hidup Indonesia.. Jayalah Garudaku..

Friday, August 7, 2009

Motivasi dan Korupsi


Faktor apakah yang sebenarnya dapat meningkatkan produktivitas kerja pegawai negeri sipil?
Apakah pemberian tunjangan, walaupun kerja ga kerja dapat juga?
Apakah penghargaan, tetapi diperoleh hanya karena kedekatan dengan pihak-pihak tertentu, bukan karena prestasi?
Apakah karena gaji, karena sudah merupakan kewajiban seorang pegawai?
Apakah himbauan-himbauan dari pimpinan agar stafnya semangat bekerja?


Di lingkungan pemerintahan sudah dikenal istilah "pintar bodoh penghasilan sama". Kerja ga kerja penghasilan yang diperoleh sama. Apa yang bisa diharapkan seorang pegawai dengan dia bekerja dengan sungguh-sungguh kecuali jika prestasi diklaim milik pimpinan, dan kegagalan adalah kesalahannya. Yang dibutuhkan pimpinan hanyalah orang-orang yang loyal padanya, walaupun orang itu tidak punya kemampuan apa-apa kecuali kemampuan untuk "loyal" dibodoh-bodohin, didzolimi, dll.


Sepertinya untuk mengembalikan motivasi kerja harus dimulai dari pimpinan itu sendiri. Pimpinan jangan hanya mendengar dan menilai dari para pembisiknya saja. Nilai kinerja pegawai, jangan hanya mengandalkan DP3 yang selama ini digunakan, karena DP3 hanya merupakan formalitas saja. Harus dibuat instrumen pengganti DP3 yang benar-benar dapat menilai kinerja pegawai. Beri penghargaan bagi yang berprestasi, hukum bagi yang melalaikan tugasnya, dalam hal ini "Tunjangan Kinerja", karena tunjangan yang diberikan selama ini "sangat merata", maksudnya yang tidak bekerja maupun yang tidak berprestasi jumlah yang diperolehnya sama dengan yang bekerja. Seorang pimpinan seharusnya tahu tentang kinerja bawahannya, karena bila tidak dia bukanlah pimpinan yang baik.


Sistem proyek di anggaran pemerintahan juga merupakan salah satu faktor yang menentukan motivasi kerja pegawai. Jika proyek tersebut besar, dan yang lebih penting lagi bisa dikorupsi dengan tidak terlalu sulit, maka semua orang akan berebut mengambil proyek tersebut. Sayang seribu kali sayang, ternyata walaupun dia yang menangani proyek tersebut, pimpinan proyek dan anggotanya pun tidak mendapatkan apa-apa selain honor proyek yang tertera saja (bagus sih, karena dia tidak korupsi). Dan lebih celakanya lagi, pimpinan kantor tidak mementingkan output dari proyek tersebut, yang penting ada. Bayangkan saja, seseorang sudah berusaha sebaik mungkin untuk menyelesaikan proyek tersebut, ternyata tahap finalisasinya hanya diperintahkan dibuat sekedarnya saja padahal dana yang ada bisa dibuat untuk menghasilkan output yang sangat bagus. Tentu saja, bila bagus, harga tinggi, uang untuk dikorupsi menjadi lebih sedikit. Uang rakyat dihabiskan begitu saja, dan terlebih lagi menghancurkan semangat dan motivasi kerja PNS yang muda. Tak heran kondisi seperti ini terus berlanjtu, karena memang secara tidak sadar sudah dikondisikan untuk membuat PNS itu malas dan bodoh.


Korupsi itu salah, itu pasti, tapi hendaknya jangan kebablasan. Perhatikan juga outputnya, perhatikan kualitasnya, jangan hak rakyat maupun hak pegawai pun diambil. Sudah capek kerja, honornya pun dipotong dengan alasan yang sebenarnya tidak masuk akal. Bagaimana pegawai punya motivasi untuk bekerja. Jadi sebaiknya sistem proyek di pemerintahan dihapuskan saja karena merupakan ajang korupsi, ganti dengan pemberian Tunjangan Kinerja. Jadi siapa yang bekerja, dia yang mendapatkan hasilnya.


Yang terpenting istilah "pintar bodoh, kerja ga kerja penghasilan sama" harus dihilangkan. Hargai pekerjaan siapa saja, niscaya motivasi kerja pasti meningkat.

Tuesday, August 4, 2009

Mancing Maniak At Poncan Island, Sibolga



After been postponed for 2 weeks, finally we are going to Poncan Island, Sibolga. Ply the sea with Purse Seine over 30 GT; it doesn’t take an hour for the 21 of us to board at Poncan Island. After preparing our stuff, kids swimming and playing in white sand, we go directly to the dock to fish; meanwhile others burn the fish and prepare our lunch.

No patience in waiting the fish to be preserved because we are too late to arrive at Poncan Island.. aha.. Finally Mr. Binsar caught a fish, a small one but it’s better than nothing though. Yes, lunch is ready at last. It’s time to eat. Yummy..

After having lunch, we “the men” sail to the sea, fishing. Using the 30 GT Purse Seine, we arrived on the first spot. Unfortunately, we didn’t get any fish. Maybe the fish is not hungry yet or we are just an amateur, ha..ha..ha.. It’s only take 15 minutes for us on the first spot, then we go much further to the second spot.. Yei.. Mr. Binsar gets 3 more fish on the spot and finally I’ve got one. The others 3 of us are not fortune to catch any.
We are fishing for almost 2 hour, and then we get back to the shore to pick up our ladies and kids. We even not have an opportunity swimming in the ocean because the ladies and kids are too tired.
Ah… Goodbye Poncan, we’ll see you next month…. hopefully..